Matahari sudah agak terang sedikit. Menjelang siang tadi, hujan turun cukup deras mengguyur kota Balikpapan. Sekitar kurang sepuluh menit jam tiga sore itu, beberapa pengurus dan simpatisan IJABI (Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia) Balikpapan sudah berkumpul di salah satu rumah seorang rumah simpatisan. Hari itu, 17 Juli 2011, bertepatan dengan 15 Sya’ban 1432H, mereka hendak merayakan hari kelahiran Imam Mahdi as.
Di atas salah satu kendaraan pengurus IJABI, sudah siap paket-paket sembako dan dua paket khusus. Paket itu berasal dari urunan Pengurus IJABI dan simpatisannya yang hendak merayakan kelahiran Imam Mahdi as dengan cara berbagi kebahagiaan. Sore hari itu mereka hendak bersilaturahmi ke rumah dua orang jamaah, mengantarkan paket dan merayakan kegembiraan bersama mereka. Selain itu, mereka akan membagikan paket-paket sembako kepada para pembersih jalan yang bertugas di sepanjang jalan-jalan besar di kota Balikpapan.
Jam tiga lebih lima menit, dua kendaraan kemudian menuju Rapak, sebuah daerah di wilayah Balikpapan Utara. Pertama, Pengurus IJABI dan simpatisannya mengunjungi rumah pak Ade. Beliau adalah salah seorang pengikut ahlulbait. Ketika masih kuat, hanya untuk mengikuti pengajian, beliau sering pulang ke rumah dengan berjalan kaki beberapa kilometer ketika kendaraan umum sudah tidak beroperasi lagi di malam hari.
Sampai sekitar enam bulan yang lalu, Pak Ade masih bekerja sebagai tukang taman di bawah dinas kebersihan kota. Karena sudah tua, akhirnya Pak Ade yang asli Cirebon Jawa Barat itu berhenti bekerja dan pekerjaannya diambilalih oleh istrinya; “istri sayalah yang memberi saya makan sekarang”, katanya dengan suara khasnya yang lembut. Menerima pengurus dan simpatisan IJABI yang juga adalah teman-temannya sore itu, wajah Pak Ade tampak begitu senang.
Meninggalkan rumah Pak Ade, pengurus IJABI dan simpatisannya menyusuri jalan Ahmad Yani dan jalan Sudirman. Di sepanjang jalan, beberapa paket sembako yang sudah disiapkan, dibagikan kepada petugas pembersih jalan yang sempat ditemui di sepanjang jalan tersebut. Namun karena hari sudah sore, petugas kebersihan yang dikenal sebagai pasukan orange karena menggunakan seragam warna orange ini sudah tidak banyak. Akhirnya paket yang masih sisa direncanakan untuk dibagikan kembali besok paginya.
Rombongan kemudian menuju rumah kedua yang hendak dikunjungi sore itu, rumah Pak Arsyad. Pak Arsyad juga adalah salah seorang pengikut ahlulbait di Balikpapan. Laki-laki sepuh yang asli orang Bugis dari Sulawesi Selatan itu sudah lama tidak bekerja, “saya sudah tidak kuat karena rematik”, katanya menjelaskan keadaannya. Ketika masih kuat, saat tidak sedang bekerja, beliau sering pergi ke pengajian jamaah ahlulbait dengan bersepeda beberapa kilometer. Beliau memang senang bersepeda.
Setelah memasuki usia pensiun, saat ini Pak Arsyad tinggal di rumah bersama istri dan dua orang anak-anaknya yang sudah dewasa. Di rumahnya di atas bukit, Pak Arsyad menerima rombongan IJABI dan simpatisannya dan menunjukkan kegembiraannya atas kunjungan itu. Kepada ketua IJABI Balikpapan yang ikut dalam rombongan, Pak Arsyad sempat mengatakan dalam bahasa Bugis yang kental, “sudah lama tidak bertemu Ustadz, kangen juga rasanya”. Suasana pertemuan yang akrab akhirnya selesai ketika rombongan IJABI dan simpatisannya meninggalkan rumah Pak Arsyad menjelang magrib.
Di atas salah satu kendaraan pengurus IJABI, sudah siap paket-paket sembako dan dua paket khusus. Paket itu berasal dari urunan Pengurus IJABI dan simpatisannya yang hendak merayakan kelahiran Imam Mahdi as dengan cara berbagi kebahagiaan. Sore hari itu mereka hendak bersilaturahmi ke rumah dua orang jamaah, mengantarkan paket dan merayakan kegembiraan bersama mereka. Selain itu, mereka akan membagikan paket-paket sembako kepada para pembersih jalan yang bertugas di sepanjang jalan-jalan besar di kota Balikpapan.
Jam tiga lebih lima menit, dua kendaraan kemudian menuju Rapak, sebuah daerah di wilayah Balikpapan Utara. Pertama, Pengurus IJABI dan simpatisannya mengunjungi rumah pak Ade. Beliau adalah salah seorang pengikut ahlulbait. Ketika masih kuat, hanya untuk mengikuti pengajian, beliau sering pulang ke rumah dengan berjalan kaki beberapa kilometer ketika kendaraan umum sudah tidak beroperasi lagi di malam hari.
Sampai sekitar enam bulan yang lalu, Pak Ade masih bekerja sebagai tukang taman di bawah dinas kebersihan kota. Karena sudah tua, akhirnya Pak Ade yang asli Cirebon Jawa Barat itu berhenti bekerja dan pekerjaannya diambilalih oleh istrinya; “istri sayalah yang memberi saya makan sekarang”, katanya dengan suara khasnya yang lembut. Menerima pengurus dan simpatisan IJABI yang juga adalah teman-temannya sore itu, wajah Pak Ade tampak begitu senang.
Meninggalkan rumah Pak Ade, pengurus IJABI dan simpatisannya menyusuri jalan Ahmad Yani dan jalan Sudirman. Di sepanjang jalan, beberapa paket sembako yang sudah disiapkan, dibagikan kepada petugas pembersih jalan yang sempat ditemui di sepanjang jalan tersebut. Namun karena hari sudah sore, petugas kebersihan yang dikenal sebagai pasukan orange karena menggunakan seragam warna orange ini sudah tidak banyak. Akhirnya paket yang masih sisa direncanakan untuk dibagikan kembali besok paginya.
Rombongan kemudian menuju rumah kedua yang hendak dikunjungi sore itu, rumah Pak Arsyad. Pak Arsyad juga adalah salah seorang pengikut ahlulbait di Balikpapan. Laki-laki sepuh yang asli orang Bugis dari Sulawesi Selatan itu sudah lama tidak bekerja, “saya sudah tidak kuat karena rematik”, katanya menjelaskan keadaannya. Ketika masih kuat, saat tidak sedang bekerja, beliau sering pergi ke pengajian jamaah ahlulbait dengan bersepeda beberapa kilometer. Beliau memang senang bersepeda.
Setelah memasuki usia pensiun, saat ini Pak Arsyad tinggal di rumah bersama istri dan dua orang anak-anaknya yang sudah dewasa. Di rumahnya di atas bukit, Pak Arsyad menerima rombongan IJABI dan simpatisannya dan menunjukkan kegembiraannya atas kunjungan itu. Kepada ketua IJABI Balikpapan yang ikut dalam rombongan, Pak Arsyad sempat mengatakan dalam bahasa Bugis yang kental, “sudah lama tidak bertemu Ustadz, kangen juga rasanya”. Suasana pertemuan yang akrab akhirnya selesai ketika rombongan IJABI dan simpatisannya meninggalkan rumah Pak Arsyad menjelang magrib.
Foto-foto kegiatan perayaan wiladah Imam Mahdi as: dari atas ke bawah: (1) bersama Pak Ade (tengah baju garis-garis), (2) Berbagi dengan dua orang Ibu Pembersih Jalan di Jalan Ahmad Yani, (3) Berbagi dengan bapak pembersih jalan di Jalan Sudirman, (4) Bersama Pak Arsyad (pakai songkok di tengah belakang