Pada tanggal 23 Agustus 2011, di malam ke-24 Ramadhan, ketika orang-orang sedang melaksanakan salat tarawih di mesjid al-Fadilah di Dong-Hwa, sebuah lilin yang sedang menyala menjadi awal musibah. Mungkin karena tidak ditempatkan dengan baik, nyala lilin dalam waktu yang tidak lama berubah menjadi kebakaran besar. Lokasi pemukiman penduduk yang berada di bibir pantai dengan bangunan yang hampir semuanya terbuat dari kayu, mempercepat proses kebakaran, ditambah angin laut yang kebetulan bertiup kencang ketika kebakaran terjadi.
Dong Hwa sebenarnya adalah wilayah kelurahan Jenebora di wilayah kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, daerah pesisir Teluk Balikpapan. Namun karena di tempat ini terdapat sebuah perusahaan pengolah kayu bernama PT Inne Dong Hwa, maka daerah ini lebih dikenal dengan nama Dong Hwa tersebut. Daerahnya tidak telalu luas. Sarana transportasi yang paling cepat untuk mencapai daerah ini adalah dengan speed boat dan kapal klotok. Sebenarnya jalan darat juga ada, tetapi sangat jauh memutar dari Balikpapan maupun dari Penajam, itupun jalannya masih rusak. Dong Hwa bisa dicapai dari Balikpapan dengan speed boat sekitar 25 menit, dari Penajam waktunya bisa lebih cepat. Dengan menggunakan klotok, waktu tempuh bisa lebih lama.
Di malam naas itu, sekitar 150 rumah di dua RT habis terbakar. Api bisa ditahan untuk tidak membakar rumah-rumah lain di sekelilingnya setelah dua rumah terpaksa dirobohkan.
Berbagai pihak kemudian turun tangan untuk membantu para korban. Sebuah gedung olahraga di Dong Hwa kemudian menjadi tempat penampungan sementara. Pemerintah dan perusahaan mendirikan dapur umum. Bantuanpun mengalir dari mana-mana.
IJABI Balikpapan juga turun tangan untuk memberikan bantuan. Setelah kejadian, pengurus IJABI Balikpapan langsung menggalang dana dari pengurus maupun donatur lainnya. Sampai pada tanggal 27 Agustus, IJABI Balikpapan bisa mengumpulkan dana lebih dari empat belas juta rupiah. Dengan mempertimbangkan bahwa bantuan makanan dan pakaian sudah banyak disalurkan oleh pihak lain, Pengurus IJABI Balikpapan hanya membelanjakan sedikit dari dana tersebut untuk keperluan yang dianggap tidak umum seperti bantal, handuk, sabun cuci, pembalut wanita, obat-obat darurat, dan makanan instan. Sisa dana akan disalurkan dalam bentuk tunai sehingga masyarakat bisa membelanjakannya sesuai kebutuhan, apalagi menjelang idul Fitri.
Sebanyak 7 orang dari Pengurus IJABI Balikpapan dan simpatisan mengantarkan bantuan pada pagi hari tanggal 27 Agustus 2011 langsung ke Dong Hwa. Dengan mengunakan dua speed boat, tim berangkat dari pelabuhan speed Kampung Baru pada jam 6.30 pagi hari. Sebagian besar sumbangan langsung disampaikan kepada Ustadz Alimi, salah seorang Ustadz yang mengasuh jamaah di Dong Hwa dan memiliki pesantren kecil di sana yang juga ikut terbakar. Dengan penyaluran ini, diharapkan Ustadz Alimi lah yang akan mendistribusikan ke jamaah beliau yang menjadi korban. Tim juga sempat mengunjungi pengungsi di GOR Dong Hwa dan membagikan bantuan tunai kepada sebagian korban yang menginap di penampungan sementara tersebut.
Pengurus IJABI Balikpapan menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah berkenan berbagi untuk meringankan duka saudara-saudara di Dong Hwa. Dan bagi saudara-saudara yang tertimpa musibah ini, semoga Allah menguatkan dengan kesabaran serta memberikan pengganti yang lebih baik dari apa-apa yang sudah hilang.
Dong Hwa sebenarnya adalah wilayah kelurahan Jenebora di wilayah kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, daerah pesisir Teluk Balikpapan. Namun karena di tempat ini terdapat sebuah perusahaan pengolah kayu bernama PT Inne Dong Hwa, maka daerah ini lebih dikenal dengan nama Dong Hwa tersebut. Daerahnya tidak telalu luas. Sarana transportasi yang paling cepat untuk mencapai daerah ini adalah dengan speed boat dan kapal klotok. Sebenarnya jalan darat juga ada, tetapi sangat jauh memutar dari Balikpapan maupun dari Penajam, itupun jalannya masih rusak. Dong Hwa bisa dicapai dari Balikpapan dengan speed boat sekitar 25 menit, dari Penajam waktunya bisa lebih cepat. Dengan menggunakan klotok, waktu tempuh bisa lebih lama.
Di malam naas itu, sekitar 150 rumah di dua RT habis terbakar. Api bisa ditahan untuk tidak membakar rumah-rumah lain di sekelilingnya setelah dua rumah terpaksa dirobohkan.
Berbagai pihak kemudian turun tangan untuk membantu para korban. Sebuah gedung olahraga di Dong Hwa kemudian menjadi tempat penampungan sementara. Pemerintah dan perusahaan mendirikan dapur umum. Bantuanpun mengalir dari mana-mana.
IJABI Balikpapan juga turun tangan untuk memberikan bantuan. Setelah kejadian, pengurus IJABI Balikpapan langsung menggalang dana dari pengurus maupun donatur lainnya. Sampai pada tanggal 27 Agustus, IJABI Balikpapan bisa mengumpulkan dana lebih dari empat belas juta rupiah. Dengan mempertimbangkan bahwa bantuan makanan dan pakaian sudah banyak disalurkan oleh pihak lain, Pengurus IJABI Balikpapan hanya membelanjakan sedikit dari dana tersebut untuk keperluan yang dianggap tidak umum seperti bantal, handuk, sabun cuci, pembalut wanita, obat-obat darurat, dan makanan instan. Sisa dana akan disalurkan dalam bentuk tunai sehingga masyarakat bisa membelanjakannya sesuai kebutuhan, apalagi menjelang idul Fitri.
Sebanyak 7 orang dari Pengurus IJABI Balikpapan dan simpatisan mengantarkan bantuan pada pagi hari tanggal 27 Agustus 2011 langsung ke Dong Hwa. Dengan mengunakan dua speed boat, tim berangkat dari pelabuhan speed Kampung Baru pada jam 6.30 pagi hari. Sebagian besar sumbangan langsung disampaikan kepada Ustadz Alimi, salah seorang Ustadz yang mengasuh jamaah di Dong Hwa dan memiliki pesantren kecil di sana yang juga ikut terbakar. Dengan penyaluran ini, diharapkan Ustadz Alimi lah yang akan mendistribusikan ke jamaah beliau yang menjadi korban. Tim juga sempat mengunjungi pengungsi di GOR Dong Hwa dan membagikan bantuan tunai kepada sebagian korban yang menginap di penampungan sementara tersebut.
Pengurus IJABI Balikpapan menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah berkenan berbagi untuk meringankan duka saudara-saudara di Dong Hwa. Dan bagi saudara-saudara yang tertimpa musibah ini, semoga Allah menguatkan dengan kesabaran serta memberikan pengganti yang lebih baik dari apa-apa yang sudah hilang.